Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Liserindo Adakan FGD Tertutup Terkait Penambangan Timah Dilaut Olivier Beltim

BELTIM, POTRETBABEL.COM
Lembaga Lingkar Resolusi Indonesia (Liresindo) adakan Focus Group Discusion (FGD) Kajian Pemetaan dan Analisis Sosial Penambangan Timah Di Laut Olivier Oleh PT Timah Tbk secara tertutup di Hotel Gran Hatika Tanjungpandan, Belitung, Kamis (09/03/23).

Hadir dalam acara tersebut, Kepala Desa Lalang, Kepala Desa Simpang Pesak, Kepala Desa Lenggang, Tokoh masyarakat dan para nelayan Belitung Timur. 

Saat di konfirmasi awak media Potretbabel.com melalui via telp, Kepala Desa Desa Buku Limau Muhlisin, sebut dirinya tidak hadir dalam acara FGD tersebut dikarenakan tidak menerima undangan . 

Muhlisin menyesalkan, sebagai Pemerintah Desa Buku Limau, dirinya merasa lucu karena Liresindo melaku FGD secara tertutup tentang kapal isap dilaut Oliver, sementara pihak desa tidak di undang.

 "Saya tidak hadir dalam acara FGD terkait kapal Isap itu karena saya tidak tahu, yang jelas saya tidak terima undangan," Kata Muhlisin. 

Lebih lanjut, Muhlisin menegaskan, ada atau tidak undang dari acara tersebut (FGD-red) jika terkait kapal isap, maka dirinya dengan tegas menolak dan siap pasang badan, karena dari kurang lebih 879 jiwa masyarakat di desanya, sebanyak 98 persen bekerja sebagai nelayan. 

" Kalau mengenai kapal hisap, jelas saya menolak dan siap pasang badan, 98% warga kami nelayan. Perbatasan desa baru dengan buku limau itu di karang tiga, Karang tiga itu daerah tangkap ikan, kalau kalau kapal hisap itu jalan Jadi habis lah buku limau," Tegas Muhlisin. 

Muhlisin menambahkan, Pemerintah harus tegas dalam hal ini, karena sudah banyak contohnya, masuknya kapal isap hanya menguntungkan PT Timah atau pun perusaan BUMN.

Saat ini nelayan kami tidak perlu terlalu jauh melaut, Lima menit dari kampung saja sudah bisa mendapatkan ikan, sementara jika masuk kapal isap dilaut olivier terjadi, berarti dampaknya sangat merugikan kami. Panca tambang nanti, bagaimana nasib anak cucu kami kedepannya. 

"Harapan kami, sebenarnya Pemerintah harus tegas dalam hal ini,bagaimana nasib anak cucu kami kedepannya, cukup Bangka lah, gak usa di beltim, saat ini nelayan meskipun melaut tidak jauh sudah dapat ikan ", ujar Muhlisin. (Tim) 
Reactions

Post a Comment

0 Comments